Ulah Permainan Spekulan, Harga Elpiji 3kg di Kota Jambi Tidak Sesuai HET
Ilutrasi : Kendaraan Pick Up yang tidak memiliki izin angkutan pendistribusian gas 3kg dari pangkalan ke pengecer tanpa dilengkapi dokumen resmi pendistribusian (photo doc LK) |
Jambi l lingkarkonsumen.com - Para spekulan di Jambi diduga memanfaatkan situasi bulan Puasa/Ramadan mencari keuntungan dengan memainkan harga dan menyelewengkan distribusi gas elpiji (Liquified Petroleum Gas/LPG) tabung 3 kilogram (kg). Tindakan spekulan tersebut menyebabkan melambungnya harga tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi HET dan terjadinya kelangkaan gas bersubsidi di Kota Jambi.
Pantauan di beberapa pengecer gas elpiji di Jalan Pangeran Hidayat, Paal V, Kotabaru, Kota Jambi, Selasa (22/5) pagi, persediaan gas tabung 3 kg kosong. Sementara itu beberapa pengecer gas di kawasan Paal X, Kotabaru, Kota Jambi menjual gas tabung 3 kg seharga Rp 27.000/tabung. Sementara harga eceran tertinggi (HET) gas 3 kg yang ditetapkan Pertamina di tingkat pangkalan di Kota Jambi hanya Rp 16.000/kg.
Kelangkaan persediaan dan melambungnya harga gas 3 kg di Kota Jambi semakin banyak dikeluhkan warga, khususnya warga kurang mampu. Kelangkaan gas 3 kg di Kota Jambi membuat warga terpaksa beralih membeli gas nonsubsidi tabung ukuran 5,5 kg.
“Saya membeli gas 3 kg di pengecer seharga Rp 27.000/tabung awal Puasa lalu. Untuk mencari satu tabung gas 3 kg pun sangat sulit. Masalahnya persediaan gas tabung 3 kg di pangkalan lebih sering kosong. Saya terpaksa beli gas 3 kg di pengecer yang jauh dari rumah dengan harga mahal,” kata Mia (45), warga Paal X, Kotabaru, Kota Jambi.
Menurut Mia, dua hari terakhir dia terpaksa membeli gas ukuran tabung 5,5 kg seharga Rp 75.000/tabung karena tidak mendapatkan gas tabung 3 kg di tingkat eceran. Mia juga tidak mendapatkan gas 3 kg pada operasi pasar yang dilakukan pemerintah di kantor Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi baru-baru ini.
Mia menduga, kelangkaan persediaan dan melambungnya harga gas bersubsidi di Kota Jambi akibat ulah pengusaha pangkalan yang menjual gas bersubsidi kepada pengecer dan pengusaha. Gas bersubsidi yang dijual kepada pengecer dan pengusaha tersebut umumnya di atas harga eceran tertinggi (HET) gas bersubsidi di tingkat pangkalan.
"Sesuai ketentuan Pertamina, HET gas tabung 3 kg di pangkalan hanya Rp 16.000/tabung. Namun harga gas tabung 3 kg di pengecer bisa mencapai Rp 27.000/tabung. Nah, ini kan sudah permainan,"keluhnya.
Pantauan di beberapa pengecer gas elpiji di Jalan Pangeran Hidayat, Paal V, Kotabaru, Kota Jambi, Selasa (22/5) pagi, persediaan gas tabung 3 kg kosong. Sementara itu beberapa pengecer gas di kawasan Paal X, Kotabaru, Kota Jambi menjual gas tabung 3 kg seharga Rp 27.000/tabung. Sementara harga eceran tertinggi (HET) gas 3 kg yang ditetapkan Pertamina di tingkat pangkalan di Kota Jambi hanya Rp 16.000/kg.
Kelangkaan persediaan dan melambungnya harga gas 3 kg di Kota Jambi semakin banyak dikeluhkan warga, khususnya warga kurang mampu. Kelangkaan gas 3 kg di Kota Jambi membuat warga terpaksa beralih membeli gas nonsubsidi tabung ukuran 5,5 kg.
“Saya membeli gas 3 kg di pengecer seharga Rp 27.000/tabung awal Puasa lalu. Untuk mencari satu tabung gas 3 kg pun sangat sulit. Masalahnya persediaan gas tabung 3 kg di pangkalan lebih sering kosong. Saya terpaksa beli gas 3 kg di pengecer yang jauh dari rumah dengan harga mahal,” kata Mia (45), warga Paal X, Kotabaru, Kota Jambi.
Menurut Mia, dua hari terakhir dia terpaksa membeli gas ukuran tabung 5,5 kg seharga Rp 75.000/tabung karena tidak mendapatkan gas tabung 3 kg di tingkat eceran. Mia juga tidak mendapatkan gas 3 kg pada operasi pasar yang dilakukan pemerintah di kantor Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi baru-baru ini.
Mia menduga, kelangkaan persediaan dan melambungnya harga gas bersubsidi di Kota Jambi akibat ulah pengusaha pangkalan yang menjual gas bersubsidi kepada pengecer dan pengusaha. Gas bersubsidi yang dijual kepada pengecer dan pengusaha tersebut umumnya di atas harga eceran tertinggi (HET) gas bersubsidi di tingkat pangkalan.
"Sesuai ketentuan Pertamina, HET gas tabung 3 kg di pangkalan hanya Rp 16.000/tabung. Namun harga gas tabung 3 kg di pengecer bisa mencapai Rp 27.000/tabung. Nah, ini kan sudah permainan,"keluhnya.
Tambah Pasokan
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Jambi, Doni Triadi mengatakan, pasokan gas bersubsidi atau tabung 3 kg di Kota Jambi menghadapi Ramadan sudah ditambah 33.600 tabung. Operasi pasar gas tabung 3 kg juga sudah dilakukan di seluruh kecamatan sejak awal Ramadan. Gas tabung 3 kg atau gas melon yang dijual pada operasi pasar tersebut sekitar 1.000 tabung dengan harga Rp 16.000/tabung.
“Gas tabung 3 kg yang dipasarkan di Kota Jambi setiap bulan di Kota Jambi sebelum Puasa rata-rata 427.840 tabung atau 15.846 tabung/hari. Menghadapi Puasa, jumlah pasokan gas 3 kg di Kota Jambi ditambah 33.600 tabung. Jadi sebenarnya tidak ada alasan terjadi lonjakan harga dan kelangkaan gas tabung 3 kg di Kota Jambi jika penyalurannya normal,” katanya.
Dikatakan, terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga gas 3 kg di pasaran disebabkan distribusi yang tidak tepat. Pihak-pihak tertentu, khususnya pengusaha rumah makan dan restoran maupun keluarga ekonomi mampu menggunakan gas tabung 3 kg dalam jumlah banyak. Akibatnya persediaan gas 3 kg untuk keluarga kurang mampu dan ekonomi lemah tetap langka.
Secara terpisah Manajer Humas Pertamina Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), Hermansyah Y Nasroen mengatakan, pihaknya mengintensifkan pengawasan distribusi gas bersubsidi selama Puasa hingga Lebaran mendatang. Tim Pertamina di Jambi berhasil menemukan beberapa pangkalan gas bersuibsidi yang berspekulasi mendistribusikan gas tabung 3 kg tidak sesuai dengan aturan.
“Kami menemukan tujuh pangkalan gas yang diduga menyelewengkan distribusi dan menaikkan harga gas 3 kg di atas HET. Ketujuh pangkalan tersebut sudah kami tutup. Pihak agen tidak lagi mendistribusikan gas ke pangkalan tersebut. Pengawasan dan tindakan tegas terhadap pengusaha yang menyelewengkan distribusi dan menaikkan harga gas bersubsidi akan terus kami lakukan hingga Lebaran nanti,” katanya.
By : Victor
Sumber : Suara Pembaruan