Hasil Sidak Banyak Ditemukan Isi Gas Subsidi 3kg Hanya 2,1kg
Samarinda l lingkarkonsumen.com - Hasil Inspeksi Mendadak Sidak Wakil Walikota Samarinda Nursyirwan Ismail banyak ditemukan isi gas subsidi 3kg tidak sesuai dengan ukuran yang ditentukan dalam lebel tabung.
Menurut Wakil Walikota bahwa Sidak yang dilakukan pihaknya semata-mata untuk melindungi masyarakat konsumen pengguna gas subsidi 3kg, dikarenakan gas yang digunakan cepat habis serta terasa lebih ringan saat dibeli dari warung, ujarnya
Hasilnya, terbukti saat ditimbang terjadi pengurangan berat yang jauh dari standar. Total berat tabung kosong adalah 5 kg, jika ditambah berat gas dengan volume 3 kg maka total berat menjadi 8 kg per tabung. Nyatanya, ada berat tabung yang hanya 7,6 kg saja.
Padahal Peraturan Menteri (Permen) Perdagangan No. 31/2011 tentang Barang Dalam Kemasan Terbungkus memberikan toleransi pengurangan isi sebanyak 1,5 persen saja.
Rombongan Pemkot yang dipimpin Nusyirwan Ismail kamis (13/7), pertama melihat ketersedian tabung melon di tingkat pengecer. Meski ada kekosongan, tetapi dipastikan jika stok barang akan terisi pada sore harinya.
Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran berat tabung. Hasilnya sangat jarang tabung yang terisi tepat 8 kg. Rata-rata yang ditemukan adalah 7,68 kg. Bahkan yang paling kecil ditemukan tabung dengan berat 7,1 kg. Artinya hampir satu kilogram gas hilang dalam tabung tersebut. “Itu yang kami temukan di tingkat pengecer,” ucap Nusyirwan.
Karena itu didapati di pengecer, rombongan pemkot langsung bergerak mencari agen dari elpiji melon ini. Hasil yang didapat pun sama. Berat yang timbang rata-rata masih tak sesuai 8 kg per tabungnya. “Ini sudah keluar dari toleransi berat. Anehnya tak ada ditemukan yang lebih berat. Semuanya kurang. Kami menghitung dengan toleransi volume nett,” urainya.
Akhirnya kami mendatangi salah satu pengisian elpiji 3 kg di Jalan HM Ardans. Saat coba diisi dari tabung yang benar-benar kosong, memang tabung yang ada masih sesuai toleransi. Namun, saat dicoba pada tabung yang siap diedarkan justru berat yang terhitung hanya 7,6 kg saja. “Tapi ini hanya sampel kecil. Tapi sudah menujukkan jika proses pengisian masih ada perbedaan,” tegas Nusyirwan.
Diakui orang nomor dua di Samarinda ini, jika sebenarnya hasil sidak tersebut belum memakai sampel standar. Namun nanti, pihak Metrologi Dinas Perdagangan Samarinda akan kembali mengambil sampel yang benar. “Satu truk ada 500 tabung, jika dihitung 50 tabungnya beratnya diluar toleransi. Maka kami ambil tindakan tegas. Operasi pengisian bisa saja kami hentikan,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Samarinda, Adriyani memastikan jika pihaknya siap untuk melakukan penghitungan ulang. Bahkan jika penghitungan dilakukan tiap bulan pun tak akan jadi masalah bagi UPTD Metrologi yang ada dibawah intansinya. “Kami selalu siap, walau pengawasan ini tak mudah. Tapi arahan dari pak wakil wali kota (Nusyirwan Ismail, Red) akan dijalankan. Apalagi kami juga tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah,” ujar Adriyani. (Sampos/vic)