Kapolri : Penyerang Polisi Hingga Tewas di Polda Sumut dari Sel JAD
Jakarta l lingkarkonsumen.com - Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, mengungkapkan penyerang polisi di Markas Polda Sumatera Utara di Medan, Minggu dinihari, merupakan sel dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD)."Ini disinyalir masih ada sel dari kelompok JAD yang punya inten, yang niat melakukan serangan di sana," kata dia, usai bersilahturahmi dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, di Istana Negara Jakarta, Minggu.
Jaringan yang dikatakan Karnavian pada Minggu dini hari melakukan penyerangan kepada polisi dengan modus yang terbilang nekad. Dua dari mereka melompat pagar dan masuk ke dalam pos jaga 3 Markas Polda Sumatera Utara, pada hari-hari Kepolisian Indonesia meningkatkan kewaspadaannya terkait mudik Lebaran 2017.
Ajun Inspektur Satu Polisi Martua Sialingging, anggota Satuan Pelayanan Markas Polda Sumatera Utara, tewas ditikam komplotan itu. Adapun seorang dari penyerang Sigalingging, juga mati di tempat, setelah ditembak anggota Satuan Brigade Mobil Polda Sumatera Utara, yang sedang piket di sana.
Karnavian mengaku sebelumnya sudah ada tiga terduga teroris yang ditangkap dan kedua pelaku tersebut merupakan sisa sel yang tersisa. "Mudah-mudahaan kekuatannya tidak terlalu besar," kata dia.
Dia mengungkapkan kronologis kejadian penyerangan polisi oleh dua orang tak dikenal di pos jaga pintu keluar Markas Polda Sumatera Utara itu. "Tadi pagi dua orang melompat pagar dan menyerang satu orang petugas yang kemungkinan besar sedang tidur, almarhum Ajun Inspektur Satu Polisi Martua Sialingging," katanya.
Kejadian itu, kata dia, dilihat polisi lain sesama anggota satuan itu yang langsung dikejar dua pelaku penyerang itu.
"Polisi lain melihat kejadian itu, kemudian berbalik lari karena tidak bersenjata sambil berteriak. Ada petugas jaga dari Brimob langsung menembak kedua orang ini, satu meninggal dan satunya terluka, tapi masih hidup," kata dia.
Atas penyerangan ini, Karnavian telah memerintahkan semua jajarannya, baik kesatuan maupun pribadi, untuk memperkuat pengamanan masing-masing.
"Mereka berkali-kali sampaikan karena polisi dianggap kafir harbi, kafir yang menyerang mereka. Itu harus diprioritaskan," katanya.(ant/*)