Indonesia Masih Kekurangan Telor Puyuh
Sukabumi l lingkarkonsumen.com - Ketua Asosiasi Peternak Puyuh Indonesia Slamet Wuryadi mengatakan hingga saat ini Indonesia masih kekurangan sekitar 15 juta butir telur puyuh per hari untuk konsumsi masyarakat."Pasokan telur puyuh setiap harinya baru bisa memenuhi permintaan pasar sekitar 20 persen " kata Slamet Wuryadi di sela kunjungan kerja Menteri BUMN Rini M Soemarno di Sentra Peternakan Puyuh Kampung Sukamantri, Desa/Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu.
Menurut dia, produksi atau pasokan telur puyuh dari para peternak hingga kini baru sekitar tiga juta butir setiap harinya. Bahkan tiga daerah penghasil terbanyak yakni Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten baru bisa memasok sekitar 3,5 juta per minggu.
Tingginya permintaan telur puyuh tersebut karena masyarakat sudah sadar akan tingginya kandungan gizi pada telur puyuh. Selain itu tidak menyebabkan kolesterol dan dinilai kualitasnya lebih baik dari telur unggas lainnya.
Ia tidak yakin kekurangan pasokan tersebut bisa terpenuhi dalam waktu dekat karena dari upayanya yang dilakukan selama 15 tahun produksi telur puyuh khususnya di Sukabumi masih di angka 500.000 butir setiap harinya.
"Tapi kami terus berupaya agar peluang usaha ini bisa dimanfaatkan apalagi pemerintah dan BUMN khususnya BRI sudah banyak memberikan bantuan tinggal mencari sumber daya manusia (SDM) yang siap beternak puyuh," tambahnya.
Slamet mengatakan peluang usaha tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan oleh semua pihak sebab tidak perlu mencari pasar lagi, tetapi pasar yang akan mencari siapa yang bisa memproduksi telur puyuh.
Sementara itu Direktur Mikro BRI Mohamad Irfan mengatakan budidaya puyuh merupakan usaha yang sangat "seksi" dan hingga kini belum ada kartelnya tidak seperti unggas lainnya (ayam potong). Maka dari itu, pihaknya terus mendorong agar budidaya puyuh terus merambah apalagi unggas tersebut merupakan asli Indonesia.
Ia melanjutkan BRI pun siap mengucurkan kredit melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) jika ada peternak yang ingin mengembangkan usahanya dan tidak hanya dalam bentuk barang atau uang saja bantuan yang diberikan tetapi pembinaan dan pelatihan kepada calon dan wirausahawan baru.(ant/**)